Senin, 16 Maret 2009

PRODUKSI DAN PRADUKTIVITAS

Pengertian Kata “Produksi” sering digunanakan dalam istilah membuat sesuatu. Lebih luas dan fundamental, produksi diartikan sebagai berikut:
Produksi adalah pengubahan bahan-bahan dari sumber-sumber menjadi hasil yang diinginkan oleh konsumen. Hasil itu dapat berupa barang ataupun jasa.
Artian tsb, produksi merupakan konsep lebih luas daripada pengolahan (manufaktur) karena pengolahan ini hanyalah sebagai bentuk khusus dari produksi. Jadi cara ini pedagang besar, pengecer, dan lembaga-lembaga yang menyediakan jasa berkepentingan didalam produksi. Dengan demikian perusahaan bisnis diartikan sbb:
Perusahaan bisnis adalah sebuah organisasi/lembaga yang merubah keahlian dan material menjadi barang atau jasa untuk memuaskan para pembeli, serta diharapkan akan memperoleh laba untuk para pemilik.
Istilah “produksi” sering dikaitkan dengan “produktivitas”. Meskipun kedua sangat berkaitan, tetapi salah jika menganggap produktivitas merupakan fasilitas produksi yang aktif. Definisi produktivitas yang dipakai adalah riil per jam kerja. Jadi sangat berkaitan tingkat pekerjaan di pabrik. Istilah ini, produktivitas merupakan suatu ukuran kasar menyangkut efektivitas penggunaan sumber-sumber produktif yang sangat penting. Pada pokoknya, produktivitas didefinisikan sebagai berikut: Produktivitas adalah sebuah konsep yang menggambarkan hubungan antara hasil (jumlah barang dan jasa yang diproduksi) dengan sumber (jumlah tenaga kerja, modal, tanah, energi, dan sebagainya) yang dipakai untuk menghasilkan hasil tertentu.
Produksi
Kegiatan produksi melibatkan pengubahan dan pengolahan berbagai macam sumber manjadi barang dan jasa untuk dijual. Tanggungjawab manajer produksi adalah membuat keputusan-keputusan penting untuk mengubah sumber menjadi hasil yang dapat dijual. Dua macam keputusan menjadi topik pembahasan. Keputusan tersebut adalah:
* Keputusan yang berhubungan dengan disain dari sistem produksi manufaktur.
* Keputusan yang berhubungan dengan operasi dan pengendalian sistem tersebut baik dalam jangka pendek
Sistem Produksi Manufaktur
Keputusan jangka panjang menentukan disain sistem produksi adalah tentang:
a. Disain produksi dari barang yang diproses
Dalam bentuk seperti apakah barang dan jasa itu akan dibuat (pola, corak, kualitas) ?
b. Pemilihan/penentuan peralatan dan prosesnya
Peralatan seperti apa yang akan dibeli supaya barang atau jasa dapat diproduksi dengan biaya minimum ?
c. Disain tugas
Bagaimanakah kegiatan produksi akan dibagi kepada para pekerja menurut keahlian, kesehatan, dan biaya yang diperlukan.
d. Lokasi dari fasilitas produksi
Dimanakah fasilitas produksi/pabrik akan didirikan kaitannya dengan letak pasar sumber tenaga kerja dan material, pengawasan, polusi lingkungan, dan factor-faktor lain ?
e. Layout dari fasilitas tersebut
Bagaimanakah sebuah pabrik itu akan dipersiapkan supaya operasinya dapat efisien ?
Keputusan-keputusan yang komplek sangat berkaitan dengan proses pengolahan dapat digolongkan 3 macam cara: (1) sifat dari proses tersebut, (2) jangka waktu produksi, dan (3) sifat produk yang diproses.

1. Sifat Proses Produksi
a. Proses ekstraktif
Proses ekstraktif adalah suatu proses produksi yang mengambil bahan-bahan langsung dari alam. Sbg contoh: proses penambangan batu bara, bijih besi, biji emas, pengeboran minyak, dsbnya. Proses ekstraktif terdapat dalam industri proses produksi dasar. Pertanian dan perikanan juga disebut industri ekstraktif.
b. Proses analitik
Proses analitik adalah suatu proses pemisahan dari suatu bahan menjadi beberapa macam barang yang hampir menyerupai bentuk/jenis aslinya. Kategori ini adalah penyulingan minyak.
c. Proses fabrikasi
Proses fabrikasi juga disebut proses pengubahan adalah suatu proses yang mengubah
suatu bahan menjadi beberapa bentuk. Pengubahan bentuk tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan mesin, gergaji, pengepres, dan sebagainya. Sebagai contoh: proses pembuatan pakaian, sepatu, jenis mebel tertentu, dsbnya.
d. Proses sintetik
Proses sintetik menunjukkan metode pengkombinasian beberapa bahan ke dalam suatu bentuk produk. Pengolahan baja, gelas/kaca, produk akhirnya sangat berbeda dengan jenis aslinya karena ada perubahan fisik atau kimia. Industri lain, seperti produksi mobil, alat-alat listrik, atau radio dan televisi, dimana bahan-bahannya dirakit tanpa merubah bentuk fisik atau susunan kimiawinya, disebut proses perakitan atau proses assembling. Proses tersebut digunakan sebagai bagian dari proses pengolahan.

2. Jangka Waktu Produksi
Beberapa macam proses produksi ditentukan menurut periode waktu dalam mana fasilitas produksi digunakan. Proses produksi digolongkan menjadi 2 macam:
a. Proses terus menerus (continuous process)
Proses terus menerus digunakan untuk menunjukkan suatu keadaan manufaktur dimana periode waktu yang lama diperlukan untuk mempersiapkan mesin dan peralatan yang akan dipakai. Banyak atau semua mesin akan melaksanakan operasi yang sama dalam waktu tidak terbatas. Contoh: produksi mobil dimana perubahan model hanya terjadi sekali dalam satu tahun. Proses terus menerus juga terdapat di dalam industri-industri hanya mempunyai satu saat operasi (satu shift) yaitu pagi sampai sore hari, sedangkan malam hari tidak beroperasi. Selain itu dalam industri yang mempunyai kegiatan terus menerus tanpa berhenti periode waktu yang lama; seperti: pabrik tekstil.
b. Proses terputus-putus (intermittent process)
Proses terputus-putus terdapat dalam keadaan manufaktur dimana mesin-mesin beroperasi mengalami beberapa kali berhenti dirancang lagi untuk membuat produk lain berbeda. Jadi, alat sama dapat membuat beberapa macam produk sesuai dengan keinginan pesanan konsumen. Sbg contoh: alat-alat pengecoran logam. Setiap saat, bentuk alat dapat dirubah.

3. Sifat Produk
Proses produksi lain dapat ditentukan menurut sifat produknya, melibatkan ada atau tidaknya spesifikasi pembeli suatu produk tertentu. Proses poduksi dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu: (a) produksi standard, dan (b) produk pesanan.
a. Produksi standard
Proses barang-barang yang sering dilakukan oleh produsen adalah produksi standard.
Sering dihasilkan sejumlah barang untuk persediaan di samping yang dikirimkan kepada pembeli dan penyalur. Sbg contoh produksi standard: produksi televisi, almari es, sikat gigi, dsbnya. Penggunaan produksi standard memerlukan sejumlah modal yang besar untuk:
· Memelihara sejumlah persediaan
· Menyediakan fasilitas penyimpangan yang memadai
· Menanggung resiko kemungkinan turunnya harga pasar, kebakaran, pencurian, dsbnya.
b. Produksi pesanan
Produksi pesanan ini muncul atau digunakan bilama pata pembeli menghendaki adanya spesifikasi tertentu dari produk yang diinginkan, sedangkan kemampuan produksinya sangat terbatas. Sebagai contoh: pembuatan pakaian diengan ukuran yang tertentu, mebeul untuk keperluan khusus dsbnya.

KEGIATAN PRODUKSI

Gambaran sekilas
Keputusan-keputusan berkaitan dengan kegiatan dan pengendalian sistem produksi akan menentukan peningkatan efisien operasinya, perencanaan dan pengawasan kuantitas serta kualitas produknya, dan kemampuan sistem tersebut. Masalah-masalah dihadapi oleh manajer produksi adalah:
· Perencanaan produksi
· Organisasi produksi
· Pengendalian produksi
· Pemeliharaan peralatan
· Pengawasan dan pemeriksaan kualitasSeberapa jauh manajer produksi dapat mengatasi masalah-masalah yang timbul sangat menentukan biaya setiap unit produk yang dihasilkan.
Perencanaan Produksi
Fungsi produksi adalah menciptakan barang dan/atau jasa sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada waktu harga dan jumlah yang tepat. Agar fungsi produksi dapat berperan dengan baik perencanaan produksi merupakan hal penting dilaksanakan. Perencanaan produksi meliputi:
keputusan-keputusan menyangkut dan berkaitan masalah pokok:
· Jenis barang yang akan dibuat
· Jumlah barang yang akan dibuat
· Cara pembuatan (penggunaan peralatan yang dipakai)

Keputusan tentang jenis dan jumlah yang akan dibuat sangat dipengaruhi data tentang kebutuhan pasar dari bagian pemasaran. Bilamana data tersebut telah diperoleh, maka bagian produksi dapat mulai membuat perencanaan jenis barang yang akan dibuat terdiri 4 tahap:
· Tahap pertama, penentuan penentuan disain awal berupa disain spesifikasi dan syarat-syarat yang harus dipenuhi.
· Tahap kedua, penentuan disain barang yang tepat.
· Tahap ketiga, penentuan cara pembuatan yang berupa penentuan urutan proses produksi, tempat kerja dan peralatan yang dipakai.
· Tahap keempat pembuatan, merupakan usaha memodifikasi tahap ketiga yang disesuaikan dengan layout, tuntutan kualitas dan mesin/peralatan yang tersedia.
Keputusan tentang jumlah barang yang akan dibuat dipengaruhi oleh perkiraan penjualan (sales forecast) atau pola permintaannya, dan mempengaruhi penentuan jenis mesin/peralatan yang akan digunakan.

Organisasi Produksi
Perusahaan manufaktur, tanggungjawab untuk memproduksi barang berada pada Bagian Produksi. Dalam bagian tersebut terdapat para spesialis yang ahli dalam perencanaan, supervisi, atau pelaksanaan tahap-tahap dalam proses produksi. Besarnya organisasi produksi yang diperlukan kegiatan tergantung besarnya perusahaan dan kompleknya proses pengolahan yang diinginkan. Contoh: organisasi yang sederhana dari perusahaan menengah. Perlu dicatat bahwa sub bagian pengawasan produksi dan sub bagian inspeksi merupakan sub bagian yang berdiri sendiri, terpisah dari sub bagian manufaktur meskipun ketiganya sama-sama berada dibawah Bagian Produksi.
Pengendalian Produksi
Pengendalian produksi (production control) merupakan serangkaian prosedur bertujuan mengkoordinir semua elemen proses produktif (pekerja, mesin, peralatan, dan material) kedalam satu aliran dimana aliran tsb akan memberikan hasil dgn gangguan minimum ongkos terendah, dan kemungkinan waktu tercepat. Detail berbagai macam sistem pengendalian produksi berbeda sesua dengan karakteristik industrinya. Meskipun berbeda-beda, pada pokoknya sama. Masalah pengendalian produksi akan dibatasi pada (a) jenis pengendalian produksi, (b) tahap-tahap dalam pengendalian produksi, dan (c) alat manajemen yang dikenal sebagai Program Evaluati and Review Technique (P.E.R.T)

a. Jenis-jenis Pengendalian
Ada dua macam pengendalian produksi, yaitu order control dan flow control.
· Order control digunakan oleh perusahaan manufaktur yang beroperasi hanya pada waktu menerima pesanan-pesanan dari pembelinya.
· Flow control digunakan dalam pabrik-pabrik yang berproduksi untuk persediaan dan dimaksudkan untuk mempercepat pengiriman barang jadi dari tempat persediaan begitu pesanan pembeli diterima.
Prosedur pengendalian kedua jenis ini sama, fungsinya adalah untuk menentukan apakah arus material dalam pabrik sesuai dengan waktu direncanakan, atau untuk menentukan apakah pengangkutan barang jadi ke gudang/tempat penyimpanan sudah sesuai dgn waktu direncanakan supaya tidak mengganggu penjualannya.

b. Tahap-tahap dalam Pengendalian Produksi
Tahap-tahap atau fungsi-fungsi pengendalian produksi ada empat, yaitu:
· Perencanaan
Jika pembeli atau pesanan untuk persediaan perusahaan telah diterima bagian perencanaan produksi, maka dapat dipecah-pecah kedalam beberapa bagian. Hal ini memerlukan kartu material (bill of material) yang memuat komponen-komponen jadi, atau yang akan diproses lagi, atau disebut order. Daftar dapat dipecah-pecah beberapa formulir yang memuat jumlah material atau barang-barang yang akan dibeli dari produsen lain untuk keperluan proses produksinya, formulir permintaan material dan komponen yang diperlukan diberikan ke bagian pembelian untuk dipesankan pada penjual.
· Routing
Routing merupakan suatu usaha menentukan urutan-urutan proses dan alat-alat yang digunakan dalam proses produksi. Sebelum produksi dimulai, semua masalah disusun terlebih dahulu dalam route sheet.
· Scheduling
Scheduling merupakan suatu usaha menentukan kapan produksi dimulai dan selesai diserahkan. Schedule dibuat sebelum produksi dimulai didalam bentuk master schedule kemudian dipecah-pecah ke dalam schedule-schedule.
· Dispatching
Dispatching merupakan surat perintah yang berisi wewenang melakukan kegiatan produksi. Surat perintah ini dibuat sebelum produksi dimulai dalam bentuk dispatch sheet.
Dispatch sheet memuat beberapa hal pembuatan barang seperti:
-- Barang apa yang harus dibuat dan jumlahnya
-- Disain, ukuran dan bahan yang akan dipakai
-- Mesin dan peralatan yang harus dipakai
-- Petugas yang harus mengerjakan
-- Kapan harus dimulai dan selesai
-- Kepada siapa barang tersebut dijual
Terdapat perbedaan urutan tahap pengendalian produksi, antara proses terus-menerus (continuous) dengan proses yang terputus-putus (intermittent). Pada proses terus menerus, routing ditetapkan lebih dahulu kemudian scheduling dan terakhir dispatching. Hal ini, karena proses terus menerus, routing ditetapkan saat perusahaan didirikan, untuk jangka waktu yang relative lama. Sedang proses terputus-putus (intermittent), scheduling ditetapkan lebih dahulu, menyusul routing dan terakhir dispatching. Karena pada proses intermittent, barang yang dihasilkan tidak selalu sama, baik jenis, kualitas, jumlah maupun waktu penyerahannya. Oleh karea itu, pengaturan waktu (scheduling) penting didahulukan. Demikian dengan routing pada proses terputus-putus, tidak selalu sama. Penetapan routing pada proses ini harus diusahakan dapat memanfaatkan semua fasilitas yang tersedia semaksimal mungkin.

c. Analisis Jaringan Kerja: Metode Jalur Kritis dan PERT
Analisis jaringan kerja (Network Analisis) adalah merupakan teknik yang berkaitan dengan masaalah penetapan urutan pekerjaan yang diarahkan untuk meminimumkan waktu penyelesaian suatu pekerjaan atau proyek, agar dicapai biaya yang rendah.Analisa jaringan kerja, banyak dipakai pada scheduling dab terkenal Critical Path Method (CPM) dan Program Evaluation Review Technique (PERT). Bahasa kita terkenal dengan nama Metode Jalur Kritis (MJK). Tehnik semacam ini berguna untuk menggambarkan elemen-elemen dalam situasi komplek untuk tujuan mendisain, merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan mengambil keputusan. Dalam PERT, mempunyai anggapan bahwa waktu untuk melaksanakan suatu kegiatan (masing-masing kegiatan) tidak menentu (uncertain), sehingga digunakanlah tiga perkiraan waktu, yaitu optimis, pesimis, dan normal. Lebih memperjelas tentang teknik ini perlu diketahui konsep dasar baik analisis jaringan kerja maupun MJK dan PERT dalam penerapannya.

Konsep dasar adalah sbb:
1. Jaringan Kerja (Network)
Merupakan satu seri (rangkaian) aktivitas yang bersambung dalam menghasilkan baran dan jasa, yang terarah kepada usaha pencapaian tujuan perusahaan. Dua hal penting untuk diketahui dalam jaringan ini adalah aktivitas (activity) dan kejadian (event). Aktivitas adalah kegiatan untuk menyelesaikan suatu bagian dari pekerjaan yang membutuhkan satu waktu tertentu. Sedang kejadian (event), adalah saat mulanya atau berakhirnya aktivitas. Kejadian (event) paling akhir tidak dapat terjadi sebelum aktivitas-aktivas sebelumnya selesai. Even mulai dan event peenyelesaian dihubungkan dengan aktivitas. Hubungan antara berbagai event, (baik mulai maupun penyelesaian) setiap bagian pekerjaan sampai dengan penyelesaian paling akhir, akan membentuk diagram jaringan kerja (network diagram).
Diagram tersebut menggambarkan suatu jaringan kerja untuk pengerjaan suatu pekerjaan saat dimulai sampai dengan selesai (event 1 sampai dengan event 7).
Event 1-2 menggambarkan satu penyelesaian keseluruhan pekerjaan tersebut dan aktivitas A yang memerlukan 4 satuan waktu, Event 2 belum akan ada, sebelum aktivitas A selesai. Aktivitas D, belum akan dapat berlangsung sebelum ada event 2. Demikian pula dengan event 5, tidak akan ada, sebelum aktivitas D dan E yang memerlukan 5 dan 2 satuan waktu selesai. Peristiwa-peristiwa semacam itu akan terjadi pula pada event 6 dan 7. Tegasnya, event 7 belum akan ada sebelum aktivitas-aktivitas yang berada dibelakangnya selesai, dengan perkataan lain, event 7 tidak akan ada sebelum seluruh aktivitas sebelumnya selesai dikerjakan.

2. Jalur Kritis (Critical Path)
Jalur kritis adalah jalur yang terpanjang dalam menyelesaikan satu rangkaian pekerjaan sampai selesai. Pada contoh dimuka terdapat empat jalur untuk menyelesaikan pekerjaan sebagai berikut:
A-D-H memerlukan waktu selama 4 + 5 + 7 = 16 satuan waktu
B-F-H memerlukan waktu selama 2 + 2 + 7 = 12 satuan waktu
B-F-I memerlukan waktu selama 6 + 8 + 5 = 11 satuan waktu
C-G-I memerlukan waktu selama 6 + 8 + 5 = 19 satuan waktu

Dengan demikian, jalur kritis pada rangkaian kerja ini adalah C-G-I, atau yang dapat ditulis pula dengan 1-4, 4-6, 6-7 dengan waktu selama 19 satuan waktu, yang merupakan waktu maksimum untuk menyelesaikan seluruh rangkaian kerja tersebut. Jalur kritis ini perlu mendapatkan perhatian serius mengingat:
a. Jalur kritis menyoroti aktivitas-aktivitas yang harus (dapat) dilakukan dengan cepat, bilamana diinginkan waktu penyelesaian yang lebih pendek.
b. Setiap penundaan pada setiap aktivitas yang masuk dalam jalur kritis akan menyebabkan penundaan penyelesaian seluruh rangkaian pekerjaan.
c. Setiap perencanaan pendahuluan dan perbaikan sepanjang jalur kritis mungkin akan menyebabkan jalur lain menjadi kritis.

Secara tegas dapat diketahui, jalur kritis lebih mengarahkan perhatian manajemen pada situasi yang penting. Memusatkan pada kemacetan dan menghilangkan hal-hal yang tidak perlu pada jalur lain yang tidak akan dapat mempercepat penyelesaian seluruh rangkaian pekerjaan.

Aktivitas Semu (Dummy)
Salah satu factor yang perlu mendapatkan perhatian pada setiap penyusunan diagram jaringan kerja adalah aktivitas semu (dummy). Aktivitas semu adalah suatu aktivitas dalam jaringan kerja yang membutuhkan nol satuan waktu. Aktivitas yang menggambarkan hubungaan satu event lebih dahulu dengan dua event berikutnya meskipun tidak saling bergantung satu sama lain.
Dalam suatu jaringan kerja akan muncul aktivitas semua apabila terdapat 2 event yang bermula dari satu event pendahulu dengan aktivitas-aktivitas yang berbeda, dan keduanya menuju ke satu event berikutnya dengan aktivitas-aktivitas yang berbeda pula. Antara event 3 dan 4 pada gambar 10-3, terdapat aktivitas semu, keduanya dapat berhubungan akan tetapi tidak tergantung satu sama lain. Untuk menuju ke event 6 dari event 3 harus melalui aktivitas F, demikian pula dari event 4 ke 6 harus melalui aktivitas G. Dengan adanya aktivitas semu, maka dapat terjadi bahwa aktivitas F tidak diperlukan.
Untuk ke event 6 dapat melalui jalur:
-B-F dengan waktu 3 + 3 = satuan waktu
-C-G dengan waktu 6 + 8 = satuan waktu
-B-X-G dengan waktu 3 + 0 + 8 = satuan waktu
Pada jalur B-X-G inilah aktivitas F tidak diperlukan. Pemindahan jalur melalui aktivitas semu dapat dilakukan apabila, dengan melewati jalur tersebut dapat memperpendek waktu penyelesaian keseluruh aktivitas.
Keterbatasan-keterbatasan Metode Jalur Kritis (MJK)
Faktor-faktor penting yang membatasi penerapan metode jalur kritis adalah:
1. MJK mendasarkan diri pada asumsi bahwa penyelesaian aktivitas dapat diketahui dengan tepat pada setiap waktu. Hal demikian tidak mungkin terjadi pd kehidupan negara.
2. MJK tidak memasukkan gagasan analisis statistik dalam menentukan perkiraan waktu.
3. MJK merupakan model perencanaan statik dan bukannya alat control yang dinamik.

Program Evaluation and Review Technique (PERT)
Kenyataan menunjukkan bahwa kehidupan sehari-hari selalu bersifat dinamik. Sehingga, sebagaimana telah berkali-kali disebutkan di muka keadaan masa yang akan datang tidak menentu (uncertain). Telah disebutkan salah satu kelemahan dari MJK adalah asumsi keadaan yang static; atau dengan kata lain mengabaikan masalah dinamika keadaan. Untuk mengatasi keterbatasan , diciptakan satu model, sebagai perubahan konsep MJK dengan memasukkan beberapa hal seperti:
1. Teori probabilitas yang berguna untuk memperhitungkan ketidakpastian masa yang akan datang.
2. Gagasan analisis statistic untuk memperkirakan standard penyimpangan waktu penyelesaian keseluruh pekerjaan.
3. Membuat model yang baru sebagai alat control yang dinamik: model tersebut terkenal dengan Program Evaluation and Review Technique (PERT).


PERT ini digunakan 3 macam perkiraan waktu, yaitu:
· Waktu yang paling optimis (Wo) merupakan kemungkinan waktu penyelesaian yang paling pendek, jikalau semua pekerjaan berjalan dengan lancer.
· Waktu yang paling pesimis (Wp) merupakan kemungkinan waktu penyelesaian yang paling panjang, dengan memperhitungkan kemungkinan-kemungkinan penundaan.
· Waktu normal (Wn) merupakan kemungkinan waktu penyelesaian sebagaimana bias terjadi.
Perbedaan ketiga jenis waktu ini merupakan pengukuran relative terhadap ketidak-pastian dari setiap aktivitas.
Dengan ketiga jenis waktu, dihitung waktu (Wh) memakai rumus:

......... Wo + 4 Wn + Wp
Wh = -------------------
............... 6
Waktu yang diharapkan itu, merupakan kesempatan 50 – 50 bagi aktivitas untuk diselesaikan. Pendekatan perkiraan waktu jamak (multiple time estimate) ini baik bilaman tersedia kesempatan yang cukup untuk selalu mengadakan perbaikan terhadap perkiraan dan mempertimbangkan variabilitas waktu penyelesaian setiap aktivitas. Alasan pokok setiap waktu aktivitas lebih dari satu, adalah agar memberikan data kepada manejemen sehingga dapat menentukan probabilitas setiap aktivitas, dan keseluruhan pekerjaan akan dapat diselesaikan dengan waktu yang tepat. Beberapa rumus statistik yang dapat digunakan untuk tujuan ini bersama-sama dengan tabel nilai probabilitas untuk distribusi normal adalah standard deviasi setiap waktu aktivitas dan keseluruhan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan keseluruhan pekerjaan.
Pengendalian Persediaan Bahan Baku
Bahan baku merupakan masalah yang cukup dominan di bidang produksi. Perusahaan menghendaki jumlah persediaan yang cukup agar jalannya produksi tidak terganggu. Kata cukup disini tidak berarti persediaan bahan harus dalam jumlah besar. Persediaan dalam jumlah yang besar mengandung banyak resiko seperti:
a. Resiko hilang dan rusak
b. Biaya pemeliharaan dan pengawasan yang tinggi
c. Resiko usang
d. Uang yang tertanam dipersediaan terlalu besar
Dengan jumlah persediaan yang harus ada tidak terlampau besar dan tidak terlalu kecil. Persediaan terlalu kecil mengandung resiko kehabisan persediaan yang dapat merugikan perusahaan. Jumlah persediaan yang tepat ditentukan dengan jalan menghitung jumlah persediaan paling ekonomis. Jumlah ekonomis dipengaruhi oleh besar-kecilnya jumlah pemesanan. Untuk mencapai biaya persediaan yang optimal, maka perusahaan melakukan pemesanan-pemesanan seekonomis mungkin. Jumlah pemesanan ekonomis menjadi indikator jumlah persediaan yang tepat.

Jumlah pemesanan ekonomis dipengaruhi 4 faktor yaitu:
a. Jumlah kebutuhan bahan baku per tahun
b. Biaya pemesanan
c. Biaya penyimpanan dan
d. Harga bahan baku
Biaya pemesanan, jika dikaitkan dengan besarnya persediaan, mempunyai cirri yang berlawanan disbanding dengan biaya penyimpanan. Semakin besar volume persediaan akan membuat semakin kecil biaya pemesanan. Karena frekuensi pemesanan yang semakin jarang. Sebaliknya, makin besar volume persediaan, maka biaya penyimpanan akan semakin besar pula. Ciri demikian mereupakan dasar penghitungan jumlah pemesanan yang paling ekonomis.
Biaya pemesanan, jika dikaitkan dengan besarnya persediaan, mempunyai cirri yang berlawanan disbanding dengan biaya penyimpanan. Semakin besar volume persediaan akan membuat semakin kecil biaya pemesanan. Karena frekuensi pemesanan yang semakin jarang. Sebaliknya, makin besar volume persediaan, maka biaya penyimpanan akan semakin besar pula. Ciri demikian mereupakan dasar penghitungan jumlah pemesanan yang paling ekonomis.

Jumlah pemesanan yang paling ekonomis dihitung dengan rumus:

Keterangan:
JPPE = Jumlah pemesanan yang paling ekonomis
K = Jumlah kebutuhan bahan baku per tahun
Bp = Biaya pemesanan (setiap pesan)
Bs = Biaya penyimpanan (dinyatakan dalam %)
H = Harga bahan baku per unit

Contoh:
Jumlah kebutuhan bahan baku per tahun 1.000 unit. Biaya pemesanan Rp 500,00 setiap pesan. Harga Rp 40,00 per unit. Biaya penyimpanan 10 %.
Jumlah pemesanan yang paling ekonomis adalah 500 unit setiap kali pesan. Sehingga untuk kebutuhan 1.000 unit, dilakukan 2 kali pemesanan. Untuk membuktikan jumlah pemesanan sebanyak 500 unit adalah yang paling ekonomis,
Jumlah persediaan sebanyak 500 unit dengan biaya Rp 42.000,00 merupakan jumlah terendah disbanding dengan ketiga volume pesediaan yang lain. Tabel 10-1 tersebut juga dapat diungkapkan dalam bentuk grafik.
Kalau jumlah persediaan sudah dapat ditetapkan dengan mendasarkan diri pada jumlah pemesanan yang paling ekonomis, masalah ini yang masih harus ditentukan adalah kapan pemesanan harus dilakukan.Waktu pemesanan tersebut ditentukan jumlah pemesanan paling ekonomis dan tenggang waktu penyediaan (procurement lead time). Yang dimaksud dengan tenggang waktu penyediaan adalah tenggang waktu antara pemesanan sampai barang yang dipesan tiba diperusahaan. Dari kedua factor tersebut yaitu jumlah pemesanan yang paling ekonomis dan tenggang waktu penyediaan, dapat ditentukan titik pemesanan kembali (reorder point).

Selasa, 03 Maret 2009

DAFTAR NILAI MAHASISWA S1 MANAJEMEN SEMESTER I FAKULTAS EKONOMI UNIMUS

Perkuliahan Strata-1 Manajemen (Kelas Internal) Fakultas Ekonomi UNIMUS, Semester 1 (satu) telah diselesaikan dengan Hasil Nilai Mahasiswa dan Prestasi yang terpuji, seperti sebagai berikut:
1. Badrun Ali, Nim: E2A008014, Semester I-th. Akademi 2008/2009, Untuk mata kuliah yang telah diikuti: Pendidikan Pancasila Nilai: A, Pendidikan Agama Nilai: A, Ilmu Budaya Dasar Nilai: A, Matematika Ekonomi Nilai: A, Pengantar Ekonomi Mikro Nilai: B, Pengantar Ekonomi Makro Nilai: A, Pengantar Bisnis Nilai: A, Pengantar Akuntansi Nilai: B, Jumlah Mata kuliah 8, Jumlah SKS Kumulatif 22, Jumlah Indeks Prestasi Kumulatif: 3, 68.
2. EndahTri Hesti, Nim: E2A008015, Semester I-th. Akademi 2008/2009, Untuk mata kuliah yang telah diikuti: Pendidikan Pancasila Nilai: A, Pendidikan Agama Nilai: A, Ilmu Budaya Dasar Nilai: B, Matematika Ekonomi Nilai: A, Pengantar Ekonomi Mikro Nilai: A, Pengantar Ekonomi Makro Nilai: A, Pengantar Bisnis Nilai: B, Pengantar Akuntansi Nilai: B, Jumlah Mata Kuliah 8, Jumlah SKS Kumulatif 22, Jumlah Indeks Prestasi Kumulatif: 3, 59.
3. Agus Sumarmono, Nim: E2A008014, Semester I-th. Akademi 2008/2009, Untuk mata kuliah yang telah diikuti: Pendidikan Pancasila Nilai: A, Pendidikan Agama Nilai: A, Ilmu Budaya Dasar Nilai: B, Matematika Ekonomi Nilai: A, Pengantar Ekonomi Mikro Nilai: B, Pengantar Ekonomi Makro Nilai: C, Pengantar Bisnis Nilai: A, Pengantar Akuntansi Nilai: B, Jumlah Mata Kuliah 8, Jumlah SKS Kumulatif 22, Jumlah Indeks Prestasi: 3, 32

Selasa, 16 September 2008

SUSUNAN ACARA ORASI MAHASISWA BARU UNIMUS 2008/2009

Informasi Jadual Acara Penerimaan Mahasiswa Baru (tanggal 16-20 September 2008)
Selasa, 16-9-2008
08.00-10.30 gladi bersih upacara PMB
10.30-11.30 Informasi kegiatan ORASI
Rabu, 17-9-2008
07.00-09.00 upacara PMB
09.00-09.15 ISTIRAHAT
09.15-10.45 Materi Universiter
10.45-12.00 Materi Kepemimpinan & Organisasi
12.00-13.00 ISTIRAHAT,SHOLAT
13.00-14.30 Materi Temukan Jati Diri untuk Perubahan
Kamis, 18-9-2008
07.30-09.00 Materi Fakulter
09.00-09.30 Pengisian KRS
09.30-11.00 Materi BEM Fak. & HMJ
11.00-12.00 Transportasi ke Kampus terpadu
12,00-13.00 ISTIRAHAT,SHOLAT
13.00-15.00 UKM
Jumat, 19-9-2008
07.00-08.30 Gerakan penghijauan kampus
08.30-09.30 Kajian Ke-Islaman
09.30-11.30 Kajian Kemuhammadiyahan
11.30-13.00 Sholat Jumat
13.00-14.30 Pengenalan struktur dan pola kerja organisasi IMM
Sabtu, 20-9-2008
09.00-11.30 Kuliah Umum Ketahanan Bidang Kesehatan dlm Menciptakan SDM yang berkualitas
11.30-12.30 ISTIRAHAT, SHOLAT
12.30-15.00 Keakraban dan Pentas seni
15.00-15.30 SHOLAT
15.30-16.00 Penyerahan sembako pada Panti Asuhan
16.00-17.30 Kajian Ramadhan Hari Esok Lebih Cerah
17.30-18.00 Buka puasa bersama
18.00-18.05 Penutupan kegiatan ORASI

Senin, 15 September 2008

JADUAL KULIAH TERBARU S1 ELEKTRO UNIMUS

S1 ELEKTRO SEMESTER I (EKSTENSI/KLS KHUSUS) 2008/2009
HARI/JAM/MATA KULIAH/DOSEN PENGAMPU

KAMIS :16.30-17.30: Pengetahuan Lingkungan:RM. Bagus Irawan, ST, M.Si
:18.00-19.00:Dasar Komputer:Bambang Supradono, ST
:19.00-20.00:Kalkulus I:Muh. Subri, ST

JUMAT:16.30-17.30:Falsafah Iptek:Muh. Amin, ST, MT
:18.00-19.00:Fisika Dasar I:Achmad Solichan, ST
:19.00-20.00:Pancasila:Joko Wasisto, S Kar

SABTU:14.00-15.00:Bahasa Inggris:Hadiyanto, SS, M.Hum
:15.30-16.30:Agama:LSIK
:16.30-17.30:Bahan-Bahan Listrik:Muh. Tony Prasetyo, ST

S1 ELEKTRO MAHASISWA BARU SEMESTER I (LINTAS JALUR) 2008/2009

Kamis,
16.30-17.30:Mikroprosesor:Aris Kiswanto, ST
18.00-19.00 Transmisi Daya Listrik:Gunawan, ST
19.00-20.00 Gejala Medan Tinggi:Luqman Assafat, ST

Jumat,
16.30-17.30:Elektronika Daya:Achmad Solichan, ST
18.00-19.00:PTT:M. Tony Prasetyo, ST

Sabtu,
14.00-15.00:Thermodinamika & PA:Julian Alfijar, ST
15.30-16.30 Sistem Distribusi Daya Listrik:Ir. Kasyanto/Agung Budi Santoso, ST
16.30-17.30 Mesin-Mesin Listrik I:Yuniarto, ST, MT

Kamis, 04 September 2008

M U T I A R A: "Selamat Menunaikan Ibadah Puasa"



Hadits riwayat Abu Hurairah ra:

Dari Nabi saw., Beliau bersabda: Allah berfirman: "Aku sediakan untuk hamba-hamba-Ku yang saleh sesuatu yang belum pernah dilihat oleh mata dan tidak pernah didengar oleh telinga serta tidak berbesit dalam hati manusia". Bukti kebernaran itu adalah janji Allah
(HR Muslim
)


Dalam hadit Rasulullah itu telah diterangkan bahwa seorangpun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu bermacam-macam nikmat yang menyenangkan dari Allah sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.
Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, maka bagi mereka surga-surga tempat kediaman, sebagai pahala terhadap apa yang telah mereka kerjakan.

Selasa, 19 Agustus 2008

SELAMAT ULANG TAHUN "SEMOGA SUKSES SELALU"

Hari Ulang Tahun Merupakan suatu hal yang tidak lepas dari ingatan kita, betapa tidak namun kita bisa merenung sejauh mana dulu, kini, dan lusa untuk lebih bertarung berjuang meningkatkan perubahan dan perkembangan diri kita maju menuju kesuksesan hakiki : Semarang, 19 Agustus 1965, Selamat ulang tahun semoga panjang umur dan bahagia selalu Agus Sumarmono.

Rabu, 13 Agustus 2008

UNIMUS: UPACARA BENDERA HUT RI 63


UNDANGAN bagi seluruh Civitas Akademika dari Jajaran Pimpinan, Karyawan, Dosen dan Mahasiswa UNIMUS diwajibkan untuk mengikuti Upacara Bendera "Proklamasi Kemerdekaan RI" , akan dilaksanakan besuk:
Hari/tanggal: Minggu, 17 Agustus 2008
Jam : 07.00 (tepat)
Tempat : Halaman Rektorat
Jl. Kedungmundu Raya No. 18 Semarang
Bagi pegawai yang berhalangan hadir harus ada surat pemberitahuan secara resmi.